menu123

Monday, August 17, 2015

Tokoh-Tokoh Dunia


Bagi sobat yang ingin mengenal orang-orang ternama di dunia ini, kali ini saya akan memposting beberapa nama yang mungkin tidak akan asing di telinga sobat sekalian. Ya beliau adalah Aristoteles, Giambattista Vico, George Berkeley, Immanuel Kant. Sedikit ulasan, beliau adalah tokoh-tokoh terkenal yang menyumbangkan banyak pemikiran di dunia pendidikan. Banyak pemikiran-pemikiran beliau yang masih relevan dengan kehidupan zaman sekarang. Yang saya posting kali ini kebetulan adalah tugas kuliah saya, jadinya saya mencari beberapa sumber untuk membuat ulasan ini, tapi kebanyakan saya dapat dari artikel di internet yang berbahasa inggris. Saya menambahkan pemikiran saya sedikit mengenai ulasan tersebut. Ya namanya juga tugas pastilah ada pemikiran sendiri, kalau tidak kan kita tidak berkembang
nantinya. bukan berkembang biak ya Sob. hehehe.... Langsung saja cek di bawah agar tidak lama, kalau nanti ada kata atau kalimat yang beda dari sumber lain, penulis mohon permaklumannya karena "Manusia Tidak Ada Yang Sempurna". Hehehe... sedikit kata-kata bijak dari saya....

1. Aristoteles
Sejarah Singkat Aristoteles
Aristoteles dilahirkan di kota Stagira sebuah kota kecil di semenanjung Chalcidice yang menonjol disebelah barat Laut Egea, tahun 384 SM. Ayahnya benama Nicomacus adalah dokter perawat Amyntas II, raja Macedonia. Ayahnyalah yang mengatur agar Aristoteles menerima pendidikan yang lengkap pada awal masa kanak-kanak dan mengajarinya ilmu kedokteran dan tehnik pembedahan. Ayahnya meninggal ketika Aristoteles berusia 15 tahun. Dia di asuh oleh pamannya yang bernama Proxenus. Pada usia 17 tahun, Aristoteles pergi ke Athena balajar di Akademi Plato dan menjadi murid Plato. Kemudian ia diangkat menjadi seorang guru selama 20 tahun di akademi tersebut. Di bawah asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis.
Pada tahun 347 SM, Aristoteles meninggalkan Athena dan mengembara selama 12 tahun. Selama itu ia mendirikan akademi di Assus dan menikah dengan Phytias dan tak lama kemudian meninggal. Setelah itu dia menikah lagi dengan Herpyllis dan melahirkan anak dan diberi nama Nicomacus seperti ayahnya. Pada tahun-tahun berikutnya ia juga mendirikan akademi di Mytilele. Saat itulah ia sempat menjadi guru Alexander Agung selama tiga tahun.
Tahun 335 SM, Aristoteles mendirikan semacam akademi di Lyceum, Athena. Di sinilah selama 12 tahun  ia memberikan kuliah, berpikir, mengadakan riset dan experimen serta membuat catatan-catatan dengan tekun dan cermat. Pada tahun 322 SM Aristoteles meninggal pada usia 62 tahun.

Pendidikan menurut pandangan Aristoteles
Aristoteles adalah seorang cendekiawan dan intelek terkemuka, mungkin sepanjang masa. Umat manusia telah berhutang budi padanya karena banyaknya kemajuan dalam filsafat dan ilmu-ilmu pengetahuan, khususnya Logika, Metafisika, Politik, Ethika, Biologi dan Psikologi. Menurut Aristoteles, agar orang dapat hidup baik, maka ia harus mendapatkan pendidikan. Bagi Aristoteles tujuan pendidikan identik dengan tujuan manusia. Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, melainkan soal memberi bimbingan pada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, yaitu akal, guna mengatur nafsu-nafsu. Akal sendiri tidak berdaya, ia memerlukan dukungan-dukungan perasaan yang lebih tinggi agar diarahkan secara benar. Aristoteles mengemukakan bahwa pendidikan yang baik adalah yang mempunyai tujuan untuk kebahagiaan. Bagi Aristoteles orang bahagia bukanlah orang yang haus akan kemuliaan, atau orang dalam keadaan alaminya, tapi orang yang terpelajar. Orang yang bahagia, orang yang baik, adalah orang yang berbudi luhur, tetapi kebajikan diperoleh justru melalui pendidikan. Kebahagiaan tertinggi adalah hidup spekulatif (Barnadib, 1994: 72).
Aristoteles juga menganggap penting pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan dasar. Pada tingkat pendidikan usia muda itu perlu ditanamkan kesadaran aturan-aturan moral. Menurut Aristoteles untuk memperoleh pengetahuan manusia harus melebihi dari binatang-binatang lain dalam hal berpikir, harus mengamati dan secara hati-hati menganalisa struktur-struktur, fungsi-fungsi organisme itu, dan segala yang ada dalam alam. Oleh karena itu prinsip pokok pendidikan menurut Aristoteles adalah pengumpulan dan penelitian fakta-fakta belajar induktif, suatu pencarian yang obyektif akan kebenaran sebagai dasar dari semua ilmu pengetahuan. Aristoteles berkata bahwa sebaiknya memberikan pendidikan yang baik bagi semua anak-anak. Putra-putri, semua warga negara, sebaiknya diajarkan sesuai dengan kemampuan mereka sebagaimana dengan doktrin Plato tentang keberadaan individu. Disiplin merupakan hal yang essensial untuk mengajarkan para pemuda untuk mematuhi perintah-perintah dan mengendalikan gerakan hati mereka.
Aristoteles merupakan orang yang pertama kali mengembangkan filsafat yunani yang disebut dengan realisme klasik. Realisme klasik menyutujui bahwa dunia materi adalah nyata, dan berada di luar pikiran (ide) yang mengamatinya. Realisme klasik berpandangan bahwa manusia pada hakikatnya memiliki ciri rasional. Istilah Aristoteles yang populer adalah Cogito, ergo sum” yang berarti bahwa ada karena saya berfikir.
 
Kerelevanan pemikiran Aristoteles tentang pendidikan dengan masa sekarang.
Menurut penulis pemikiran-pemikiran Aristoteles tentang pendidikan relevan dengan masa sekarang. Berikut akan dijelaskan secara rinci pemikiran Aristoteles dan juga kerelevannya.
  1. Aristoteles mengatakan bahwa agar orang dapat hidup baik, maka ia harus mendapatkan pendidikan. Menurut penulis ini masih relevan dengan masa sekarang. Terkait dengan pengertian pendidikan menurut  Undang-undang No. 20 Tahun 2003  tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang mengaktifkan siswa agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam pengertian tersebut terdapat kata usaha untuk mengembangkan potensi dirinya, kata tersebut mengimplikasikan bahwa dengan pendidikan seseorang bisa mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya. Dengan pendidikan seseorang bisa memanfaatkan segala potensi untuk pribadi, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup seseorang. Lemah dalam pendidikan akan mendorong individu untuk hidup dalam kemiskinan (Preston dan Elo dalam Ahmad, 2008). Lebih lanjut disebutkan pendidikan berkualitas sangat efektif bagi menentang kemiskinan, membina demokrasi, dan membentuk masyarakat yang sejahtera (Preston dan Elo dalam Ahmad, 2008). Seseorang yang mempunyai pendidikan yang baik cendrung bisa membuat kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup sehingga dapat hidup yang selayaknya
  2. Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, melainkan soal memberi bimbingan pada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, yaitu akal, guna mengatur nafsu-nafsu. Menurut penulis ini masih relevan dengan masa sekarang. Sering kali sebelum mendapatkan pendidikan seseorang tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak. Pendidikan mengajarkan bagaimana bertingkah laku yang baik contohnya pendidikan moral. Pendidikan mengarahkan bagaimana berbuat yang baik, tahu perbuatan-perbuatan yang bagaimana saja yang tergolong perbuatan yang merugikan orang lain dan disarankan tidak melakukan hal tersebut. Dengan kata lain dengan pendidikan, seseorang diajarkan untuk mengatur nafsu-nasfu.
  3. Pendidikan yang baik adalah yang mempunyai tujuan untuk kebahagiaan. Menurut penulis ini masih relevan dengan masa sekarang. Pada dasarnya setiap manusia menginginkan kebahagiaan dalam hidupnya. Untuk memperoleh kebahagiaan tersebut, seseorang harus mempunyai prilaku yang baik, kecerdasan. Prilaku yang baik dan kecerdasan tersebut dapat diperoleh pada pendidikan yang baik apakah itu dari segi lingkungan pendidikan yang baik karena prilaku manusia tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi apa yang seseorang dapat dalam pendidikan, dalam lingkungan pendidikan mengarah kepada tujuan daripada manusia tersebut yaitu kebahagiaan. 
  4. Aristoteles menganggap penting pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan dasar. Menurut penulis ini masih relevan dengan masa sekarang. Seseorang akan cendrung berbuat tidak baik karena terbiasa berbuat yang tidak baik, begitupun sebaliknya seseorang akan cendrung berbuat yang baik karena terbiasa berbuat baik. Oleh karena itu penting mengajarkan anak-anak kebiasaan berbuat baik dari sejak dini dan kesadaran aturan-aturan moral. 

      2. Giambattista Vico
Sejarah Singkat Giambattista Vico
Giambattista Vico seorang filosof sejarah dan sosial yang hidup di Italia pada akhir abad ketujuh belas dan permulaan abad kedelapan belas. Giambattista Vico lahir pada 23 Juni 1668, anak dari Antonio Vico (1638-1706) seorang penjual buku dan Candida Masullo (1633-1699). Giambattista Vico meninggal pada 23 Januari 1744. Nama filosof sejarah Italia Giambattista Vico memang jarang dikenal, padahal jasanya begitu besar terutama dalam teorinya tentang gerak sejarah ibarat daur cultural spiral yang dimuat dalam karyanya The New Science (1723) yang telah diterjemahkan Down tahun 1961.
Giambattista Vico menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Jesuit School. Setelah menyelesaikan studinya di 'sastra' dan menyelesaikan spesialisasi di 'retorika', ia diangkat sebagai Profesor dari Retorika di Royal University of Naples. Dari tahun 1699-1706, Vico menyampaikan Orazioni Inaugurali [Pelantikan Wacana] yang dikumpulkan dan diterbitkan dalam volume yang berakhir dengan 'Disertasi Akhir'. Karya ini merupakan hasil dari pemikiran Vico.Vico menggarisbawahi pentingnya pembelajaran dipandu oleh 'kepentingan umum dari warga negara. Apa yang murid pelajari harus membantu semua sesama warga dan seluruh umat manusia.
Pada tahun 1686, Vico menerima posisi les di Vatolla (sebuah Frazione dari pemerintah ataupun dari Perdifumo), selatan Salerno, yang berlangsung selama sembilan tahun. Pada 1699, ia menikah dengan teman masa kecil, Teresa Destito, dan mengambil kursi dalam retorika di Universitas Naples. Pada 1734, ia diangkat penulis sejarah kerajaan oleh Charles III, raja Naples, dan diberikan gaji yang jauh melebihi yang dari jabatan profesor. Vico mempertahankan kursi retorika sampai sakit, kesehatannya memaksanya untuk pensiun pada 1741.

Pendidikan menurut pandangan Giambattista Vico
Gagasan konstruktivisme sesungguhnya dapat dilacak sampai pada masa Plato, atau gagasan Giambattista Vico di abad ke 18, atau gagasan George Kelly dan Jean Piaget di abad ke 20. Bila ditelusuri lebih jauh, gagasan pokok konstruktivisme sebenarnya sudah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistemolog dari ltalia. Dialah cikal bakal konstruktivisme. Dialah yang pertama kali menyebutkan ide tentang konstruktivisme dan mengklaim bahwa pemahaman yang jelas bagi manusia adalah dihasilkan dari makna yang mereka bangun sendiri.
Giambattista Vico mendefinisikan pengetahuan sebagai struktur kognitif seseorang dalam mana untuk mengetahui sesuatu itu perlu mengetahui bagaimana mengkonstruknya (Mukhid, 2011). Pada tahun 17I0, Vico dalam De Antiquissima ltalorum Sapientia, mengungkapkan filsafatnya dengan berkata, "Tuhan adalah pencipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan." Dia menjelaskan bahwa, "mengetahui" berarti "mengetahui bagaimana membuat sesuatu." Ini berarti bahwa seseorang itu baru mengetahui sesuatu jika ia dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu. Menurut Vico, hanya Tuhan sajalah yang dapat mengerti alam raya ini karena hanya Dia yang tahu bagaimana membuatnya dan dari apa Ia membuatnya. Berdasarkan identifikasi "mengetahui sesuatu" dengan "membuat sesuatu". Vico mengatakan bahwa matematika adalah cabang pengetahuan yang paling tinggi. Alasannya, dalam matematika, orang menciptakan dalam pikirannya semua unsur dan aturan-aturan yang secara lengkap dipakai untuk mengerti matematika. Orang sendirilah yang menciptakan matematika, sehingga orang dapat mengerti secara penuh. Sedangkan dalam pengetahuan, fisika dan terlebih humaniora, manusia tidak dapat mengerti secara penuh dan hanya Tuhan yang dapat mengerti secara penuh karena Tuhanlah yang menciptakan mereka.
Seseorang belajar untuk tujuan ke arah kebaikan negara. Vico menggarisbawahi pentingnya pembelajaran dipandu oleh 'kepentingan umum dari warga negara. Apa yang dipelajari harus membantu semua sesama warga dan seluruh umat manusia. Menurut Vico, Tidak ada musuh yang lebih berbahaya dan lebih buruk daripada adalah bodoh untuk dirinya sendiri.

Kerelevanan pemikiran Giambattista Vico tentang pendidikan dengan masa sekarang.
Seperti yang disebutkan di atas bahwa Giambattista Vico merupakan cikal bakal konstruktivisme yang mengklaim bahwa pemahaman yang jelas bagi manusia adalah dihasilkan dari makna yang mereka bangun sendiri. Menurut penulis ini relevan dengan masa sekarang. Untuk memahami sesuatu hal, seseorang tidak bisa hanya sekedar menghafal pengetahuan. Pengetahuan tidak bisa di transfer dari satu orang ke orang lain. Pengetahuan harus di bangun sendiri. Dalam buku Paul Ernest dijelaskan bahwa kaum absolutis di tolak karena alasan memandang pengetahuan itu sebagai produk akhir yang tidak bisa di ganggu gugat lagi. Akibatnya pada pembelajaran, untuk memperoleh pengetahuan seseorang hanya sekedar menghafal, mengingat, menerima, dan menggunakan teorema-teorema. Seseorang akan lebih memaknai pengetahuan yang di dapat melalui aktivitas memahami, proses berfikir, proses menciptakan. Contohnya dalam pembelajaran yaitu terdapat proses menanya, proses investigasi, kegiatan observasi, mengumpulkan data-data, proses menemukan dan terdapat proses refleksi.
2.
       3. George Berkeley
Sejarah Singkat George Berkeley
George Berkeley lahir pada tahun 1685 di daerah Kilkenny, Irlandia. Ayah George Berkeley adalah William Berkeley dan ibunya adalah Elisabeth Southerne. William Berkeley adalah seorang pria petani yang keluarganya berasal dari Staffordshire, Inggris sementara Elisabeth Southerne adalah putri seorang pembuat bir di Dublin. Ia masuk Duke di Sekolah Ormonde di Kilkenny pada bulan Juli 1696 dan belajar di sana sampai Januari 1700, meskipun masih belum lima belas tahun, ia memasuki Trinity College, Dublin. Dia dipandang sebagai seorang mahasiswa brilian, sehingga dalam usia muda dia sudah memberikan kuliah dalam bahasa yunani di Trinity College.  Dia lulus Maret 1700 setelah ia mencapai usia lima belas sebagai pensiunan, yang berarti bahwa ia tidak memiliki beasiswa dan membiayai diri sendiri di College.
Pada tahun 1728, ia menikah dengan Anne Forster, putri Yang Mulia Ketua Mahkamah Irlandia. Sebagai seorang kristiani, dia memimpikan pertobatan orang-orang Indian di Amerika dan ingin mendirikan sebuah kolese di kepulauan Bermuda. Pada tahun 1729 dia sungguh-sungguh ke sana untuk mewujudkan impian-impiannya, tetapi dia kekurangan dana. Tahun 1731 dia kembali ke Inggris dan tiga tahun kemudian dia diangkat sebagai Uskup Cloye. Meskipun dia menjadi pemimpin agama Katolik Anglikan, dia menerapkan kebijakan toleransi kepada para penganut Katolik Roma di Irlandia. Tahun 1752 dia melanjutkan studi lagi ke Universitas Oxford. Dia meninggal pada hari minggu sore di usia 68 tahun di Oxford persis ketika istrinya membaca keras-keras Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di korintus dan dimakamkan di Katedral Gereja Kristus.
George Berkeley aktif dalam gerakan mendukung peningkatan pendidikan di "Dunia Baru", dan pernah tinggal selama tiga tahun di koloni-koloni Inggris di Amerika. Koleksi perpustakaan serta tanah pertaniannya di Rhode Islan diwariskannya kepada Universitas Yale yang didirikannya pada tahun 1701. Hingga kini namanya dipakai oleh salah satu kolese di Yale sekarang. Kota Berkeley di California juga menggunakan namanya.
Semua karya filsafatnya yang membuatnya termashur diterbitkan ketika ia masih berusia dua puluhan antara lain: Esai Menuju Suatu Teori Baru tentang Visi (An Essay Towards a New Theory of Vision tahun 1709), Risalah tentang Prinsip-prinsip Pengetahuan Manusia (A Treatise Concerning the Principles of Human Knowledge tahun 1710), dan Tiga Dialog antara Hylas dan Philonous (Three Dialogues between Hylas and Philonous tahun 1713).

Pendidikan menurut pandangan George Berkeley
George Berkeley merupakan filosof yang mendukung aliran Kontruktivisme. Konstruktivisme adalah aliran mengklaim bahwa pemahaman yang jelas bagi manusia adalah dihasilkan dari makna yang mereka bangun sendiri.. Kontribusi Berkeley terhadap filsafat adalah pembuktian menyeluruh tentang "prinsip baru" yang disebut  esse est percipi (yang akan dirasakan). Menurut esse est percipi ini, semua hal di sekitar kita hanyalah sekumpulan ide.
Menurut  George  Berkeley  sesuatu  ada  karena diamati. Kalau  tidak  di  amati  maka  tidak  ada (“Ess  est  Persipi”) (Musdiani, 2011). Arti dari kata (“Ess  est  Persipi” lebih mengarah pada sesuatu ada karena persepsi atau ada karena di amati oleh panca indra. Barkeley menyatakan bahwa pengalaman adalah hal yang inheren dalam diri subjek, karena kita masing-masing secara langsung menyadari keberadaan kita sebagai subjek itu, yakni subjek yang memiliki pengalaman. Berkeley  mengenalkan  teorinya  bahwa  pengetahuan  yang  manusia  miliki bersandar pada persepsi.

Kerelevanan pemikiran George Berkeley tentang pendidikan dengan masa sekarang.
Seperti yang disebutkan di atas bahwa George Barkeley merupakan filosof yang mendukung aliran konstruktivisme, dan dengan filsafatnya “esse est percipi” yang artinya ada karena persepsi (ada karena di amati panca indra). Aliran konstruktivisme mengklaim bahwa pemahaman yang jelas bagi manusia adalah dihasilkan dari makna yang mereka bangun sendiri. Menurut penulis ini relevan dengan masa sekarang. Untuk memahami sesuatu hal, seseorang tidak bisa hanya sekedar menghafal pengetahuan. Pengetahuan tidak bisa di transfer dari satu orang ke orang lain. Pengetahuan harus di bangun sendiri. Dalam buku Paul Ernest dijelaskan bahwa kaum absolutis di tolak karena alasan memandang pengetahuan itu sebagai produk akhir yang tidak bisa di ganggu gugat lagi. Akibatnya pada pembelajaran, untuk memperoleh pengetahuan seseorang hanya sekedar menghafal, mengingat, menerima, dan menggunakan teorema-teorema. Seseorang akan lebih memaknai pengetahuan yang di dapat melalui aktivitas memahami, proses berfikir, proses menciptakan. Contohnya dalam pembelajaran yaitu terdapat proses menanya, proses investigasi, kegiatan observasi, mengumpulkan data-data, proses menemukan dan terdapat proses refleksi.

2.     4. Immanuel Kant
Sejarang Immanuel Kant
Immanuel Kant lahir pada tanggal 22 April 1724 di Konigsberg, sebuah kota kecil di Prussia Timur. Immanuel Kant adalah seorang filsuf besar pada zaman pencerahan di Jerman menjelang akhir abad ke-18. Kant dilahirkan sebagai anak keempat dari seorang pembuat pelana kuda Konigsberg yang setia dengan gerakan Pietisme. Pada usia delapan tahun Kant memulai pendidikan formalnya di Collegium Fredericanum sekolah yang berlandaskan semangat Pietisme. Di sekolah ini ia mendalami bahasa Latin, bahasa yang sering dipakai oleh kalangan terpelajar dan para ilmuwan saat itu untuk mengungkapkan pemikiran mereka.
Dimulai tahun 1740, Kant belajar hampir semua mata kuliah yang diberikan di universitas kotanya. Karena alasan keuangan, Kant kuliah sambil bekerja. Kant menjadi guru pribadi di beberapa keluarga kaya di Konigsberg. Di universitasnya dia berkenalan baik dengan Martin Knutzen (1713-1751), dosen yang mempunyai pengaruh besar terhadap Kant. Knutzen adalah seorang murid dari Chistian Von Wolff (1679-1754), dan seorang profesor logika dan metafisika.
Tahun 1755 Kant memperoleh gelar “Doktor” dengan disertasi berjudul “Penggambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api (Meditationum Quarundum de Igne Succinta Delineatio), sebuah karya di bidang ilmu alam. Kemudian bekerja sebagai privatdozent di Konigsberg dengan mengajarkan mata kuliah : metafisika, geografi, pedagogi, fisika dan matematika, logika, filsafat, teologi, ilmu falak, dan mineralogi. Kant dijuluki dengan “Sang Guru yang Cakap” (Der Schone Magister) karena cara mengajarnya hidup dengan kepandaian seorang orator. Kant menggerakkan pikiran dan perasaan para pendengarnya, dan dengan ketajaman pikirannya Kant menguraikan isi kuliahnya. Pada bulan Maret 1770 Kant memperoleh gelar profesor logika dan metafisika dari Universitas Konigsberg dengan disertasi “Mengenai Bentuk dan Azas-azas dari Dunia Inderawi dan Budiah” (De Mundi Sensibilis Atgue Intelligibilis Forma et Principlis).
Kehidupan Kant sebagai filsuf dapat dibagi menjadi dua periode yakni zaman Pra-Kritis dan Kritis. Kehidupan Kant sebagai privatdozent dari tahun 1755-1770 di atas dikenal dengan zaman Pra-Kritis. Pada zaman Pra-Kritis Kant menganut pendirian rasionalistisnya Wolff dan kawan-kawannya. Kemudian setelah terpengaruh empirisnya Hume, berangsur-angsur meninggalkan Rasionalisme. Kant mengatakan bahwa Hume-lah yang telah membangunkan diri dari tidur dogmatisnya, yang menyusul ialah zaman Kritis. Dalam zaman kedua ini Kant mengubah wajah filsafat secara radikal dengan filsafat Kritisismenya dan ia mempertentangkan Kritisisme dengan Dogmatisme
Kant membujang seumur hidupnya, mungkin ia berpikir seperti Nietsche yang berpandangan bahwa kawin akan merintangi pencapaian kebenaran, atau Telleyrand yang berpendapat bahwa orang yang kawin akan melakukan apa saja demi uang. Pada umur 22 tahun Kant telah menyatakan “saya sudah menetapkan jalan yang pasti, saya ingin belajar, tidak satupun yang dapat menghalangi saya dalam mencapai tujuan itu”.
Pada tahun 1796 M, dia berhenti memberi kuliah dengan alasan usia tua. Pada tahun 1798 M kesehatannya mulai menurun. Akhirnya pada tanggal 12 Februari 1804 Kant meninggal dunia pada usia 80 tahun dalam keadaan pikun. Dua hal yang dikagumi Kant selama hidupnya di dunia ini, bila ia merenungkan misteri alam semesta (fisika) dan misteri pribadi sang manusia (etika).

Pendidikan menurut pandangan Immanuel Kant
Menurut Kant bahwa pendidikan sangat penting bagi perkembangan umat manusia. Sifat manusia dapat semakin ditingkatkan melalui pendidikan dan pendidikan yang dapat dibentuk dengan cara yang tepat untuk umat manusia. Pendidikan yang baik itu sendiri merupakan sumber dari segala yang baik di dunia. Oleh karena itu sampai pada prinsip konseptual bahwa “anak-anak tidak harus di didik hanya untuk mencapai tingkat yang sekarang, tetapi menuju ke tingkat yang kemungkinan masa depan yang lebih baik, dengan kata lain mempertimbangkan keingingan manusia dan tujuan universal dari manusia”. Dalam filsafat Kant disebutkan bahwa “bahwa semua manusia adalah subyek yang seharusnya tidak mengeksploitasi satu sama lain sebagai sarana untuk mencapai tujuan”. Pendidikan di tunjukan untuk semua kelompok usia.
Immanuel Kant sangat berjasa dalam perkembangan bidang ilmu pengetahuan. Karya-karyanya penuh dengan berbagai dilema dan paradoks yang sangat abstrak, yang mula-mula terkesan jauh dari masalah-masalah manusia sehari-hari. Karya-karya itu ditulis dalam gaya yang sangat akademis, yang akan sangat mengejutkan siapapun yang membaca karya itu. Karya-karya yang monumental dan sangat berharga telah tercipta dari buah pemikirannya. Karya-karyanya memberi suatu perubahan dan bentuk baru dalam cara berfikir yang dituangkan dalam bentuk filsafat kritis (Kritisisme). Kant mengatakan bahwa kritisme adalah filsafat yang lebih dahulu menyelidiki die Bedingung der Moglichkeit (pengetahuan itu adalah syarat-syarat sebuah kemungkinan).
Kritisme merupakan perpaduan antara rasionalisme dan empirisme. Kant mengatakan bahwa pengalaman kita berada dalam bentuk-bentuk yang ditentukan oleh perangkat indrawi kita, maka hanya dalam bentuk-bentuk itulah kita menggambarkan eksitensi segala hal. Dalam filsafat Kant, pengetahuan dijelaskan sebagai hasil sintesis antara Vernunft (kebijaksanaan) yang a priori (yang tidak di alami) dan pengalaman yang bersifat a posteriori dalam bukunya yang berjudul Critique of Pure Reason. Pengetahuan murni (a priori) yang dimaksud adalah konsep-konsep yang tidak diderivasi dari pengalaman, melainkan berasal dari struktur-struktur pengetahuan subjek sendiri, kosong dari pengalaman empiris. Pengetahuan a priori merupakan jenis pengetahuan yang datang lebih dulu sebelum dialami, seperti misalnya pengetahuan akan bahaya, sedangkan a posteriori sebaliknya yaitu dialami dulu baru mengerti.
Kant menyatakan bahwa metode yang benar  untuk  memperoleh  kebenaran  matematika  adalah  memperlakukan matematika  sebagai  pengetahuan  a  priori. Menurut  Kant,  secara  spesifik, validitas obyektif dari pengetahuan matematika diperoleh melalui bentuk a priori dari sensibilitas kita yang memungkinkan diperolehnya pengalaman inderawi. Kant  berpendapat  bahwa  matematika  adalah  hasil  penalaran  yang semata, dan sepenuhnya adalah  merupakan sintesa-sintesa. Kant juga menyatakan tanpa intuisi visual yang tidak empiris, matematika tak dapat berkembang, berbeda dengan filsafat yang harus puas dengan penilaian yang bersifat diskursif dari konsep semata. Yang membangun matematika adalah konsep-konsep yang intuitif yang berasal dari penalaran semata.  Seperti halnya, geometri  didasarkan pada  intuisi semata  tentang  ruang,  dan  aritmatika  didasarkan pada  konsep bilangan. 
Dalam buku Kant yang berjudul The Critic of Pure Reason, Kant percaya bahwa karakteristik dari pengetahuan manusia tidak mungkin ditemukan di luar pikiran manusia, dimana alam itu menjadi sumber dari fikiran itu.

Kerelevanan pemikiran Immanuel Kant tentang pendidikan dengan masa sekarang.
Perkembangan umat manusia sangat di tentukan oleh pendidikan. Pernyataan ini relevan dengan sekarang bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan umat manusia. Seperti yang kita ketahui pada zaman dahulu ada yang namanya zaman batu, zaman batu muda dan sebagainya sampai pada zaman sekarang banyak sekali yang berkembang. Baik itu dari cara hidup manusia, teknologi. Jadi perkembangan tersebut bergantung dari pendidikan. Ini juga termasuk dari sifat manusia yang bisa di tingkatkan melalui pendidikan. pendidikan mengajarkan kita nilai moral, dan pendidikan karakter. Tentunya anak-anak tidak hanya semata-mata di berikan pendidikan, tetapi pendidikan tersebut harus membawa anak-anak kemasa depan yang lebih baik. Pendidikan di tunjukan untuk semua kelompok usia ini relevan dengan sekarang. Jadi proses pendidikan sebenarnya telah dimulai dari sejak kecil. Dalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1). Dengan pendidikan seumur hidup manusia di tuntut untuk membantu individunya agar dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial sepanjang hidupnya, yang terpenting adalah manusia dapat bertahan dari segi apapun di era globalisasi ini. Jadi pemerintah menekankan pentingnya pendidikan seumur hidup.
Dalam filsafat Kant di atas di sebutkan bahwa, pengetahuan dijelaskan sebagai hasil sintesis antara Vernunft (kebijaksanaan) yang a priori (yang tidak di alami) dan pengalaman yang bersifat a posteriori. Menurut penulis ini relevan dengan masa sekarang. Alasan penulis menganggap ini relevan dengan masa sekarang karena dalam buku Paul Ernest “The Philosophy of Mathematics Education” dijelaskan bahwa pengetahuan dalam hal ini khususnya pengetahuan matematika sangat abstrak yang tidak di alami. Ada konsep-konsep yang tidak didasarkan pada dunia nyata. Dalam filsafat Kant, ini terkait dengan pengetahuan yang a priori (yang tidak di alami).  Begitupun juga pengetahuan dari unsur-unsur pengalaman. Contohnya yaitu Seorang petani menggunakan pupuk untuk tanamannya karena berdasarkan pengalamannya, tanaman yang dipupuk memberikan hasil lebih baik daripada tanaman yang tidak dipupuk. 
Dalam buku Kant yang berjudul The Critic of Pure Reason, Kant percaya bahwa karakteristik dari pengetahuan manusia tidak mungkin ditemukan di luar pikiran manusia, dimana alam itu menjadi sumber dari fikiran itu. Menurut penulis ini relevan dengan masa sekarang. Alasannya penulis menganggap ini relevan yaitu pengetahuan yang abstrak seperti pengetahuan matematika ditemukan di pikiran manusia, hal tersebut tidak berada di luar pikiran manusia. Lingkungan ini menjadi sumber dari pengetahuan,.





 

No comments:

Post a Comment